1. Morbili adalah Penyakit infeksi virus akut ,menular yang ditandai dengan stadium yaitu : stadium kataral, stadium erupsi, stadium konvalesensi.( Staf pengajar ilmu kesehatan anak edisi 2 fak. Kedokteran UI,1991).
2. Morbili adalah Penyakit menular yang lazim biasanya di tandai dengan gejala –gejala utama ringan , ruam serupa dengan campak ringan atau demam,pembesaran serta nyeri limpa nadi.( Ilmu Kesehatan Anak Vol 2, Nelson,EGC,2000 ).
3. Morbili adalah Penyait virus akut , menular yang ditandai dengan stadium yaitu stadium katar, stadium erupsi, stadium konvalensi. ( Mansjoer,Arif ,2000 ).
4. Morbili adalah Penyakit virus akut ,menular yang ditandai 3 stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi, stadium konvalensi ( Ngastiyah, 2005 ).
B. Etiologi
Virus morbili yang terdapat pada sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak – bercak merah di kulit dan selaput lendir.Cara penularan dengan droplet dan kontak. ( Ngastiyah, 2005 )
Virus morbili dapat di isolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera rhesus, perubahan sitopatik, tampak dalam 5 – 10 hari, terdiri dari sel raksasa multi nucleus dengan 1 neklusi intra nuclear.Anti bodi dalam sirkulasi dapat di deteksi bila ruam muncul. ( Richard E. Berhman, 1999 )
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili paramyxovirus yaitu genus virus morbili.Virus ini sangat sensitive terhadap panas dan dingin dan dapat diinaktifkan pada suhu 30 derajat celcius dan – 20 derajat celcius,sinar ultraviolet, eter, tripsin dan betapropiolakton sedang formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetepi tidak mengganggu aktivitas komplemen.( Rampengan,T.h.,1993 )
C. Patofisiologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka akan terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler.Kelainan ini terdapat pada kulit, bronkus , selaput lender nasofaring, dan konjungtiva.Biasanya terjadi hyperplasia jaringan limfoid,terutama pada apendiks,dimana sel raksasa multi nucleus berdiameter sampai 100 um ( sel raksasa retikuloendotelial warthin- finkeldey ) dapat ditemukan dikulit,reaksinya terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut, bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak lesi pada kulit.Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan membrane mukosa trakeobronkial.Pneumonitis intestinal akibat dari virus morbili mengambil bentuk pneumonia sel raksasa hecht.Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.
D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis menurut Ngastiyah : 2005 adalah masa tunas 10 – 20 hari.Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium yaitu : stadium kataralis, stadium erupsi, stadium konvalensi.
1. Stadium kataralis
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4 – 5 hari disertai panas tubuh, malaise ( lemah ), batuk , pilek, mata merah, fotofobia atau takut cahaya ( siiau ), konjungtivitis dan koriza ( katar hidung ),diare karena adanya peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.pada stadium ini gejalanya mirip influenza,namun diagnosa kearah morbili bila menjelang akhir stadium kataralis dan 24 jam timbul enamtema ( ruam pada selaput lendir ),timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili tetapi jarang dijumpai.Bercak koplik berwarna putih kelabu ,sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema.Lokasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah.
2. Stadium erupsi
Koriza dan batuk- batuk bertambah Timbul enamtema atau titik merah di palatum durum dan palatum molle, kadang-kadang terlihat juga bercak koplik.Terjadinya eritema yang berbentuk macula-papula disertai meningkatnya suhu tubuh,diantara macula-papula terdapat kulit yang normal.Mula – mula macula timbul dibelakang telinga,dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi, dalam 2 hari bercak-bercak menjalar ke muka, lengan atas dan bagian dada, punggung, perut dan tungkai bawah.Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit, ruam mencapai anggota bawah umumnya pada hari ke – 3 dan akan menghilang seperti terjadinya.Terdapat pemebesaran getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.terdapat sedikit spenomegali serta sering pula disertai diare dan muntah.Variasi dari morbili yang biasa ini adalah black measles yaitu morbili yang disertai perdarahan paa kulit,mulut,hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua ( hiperpigmentasi ) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri selain itu pada anak Indonesia sering pula ditemukan kulit bersisik.Hiperpigmentasi ini merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili.Pada penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila tidak ada komplikasi.
E.Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain :
- Bronkopneumonia ( infeksi saluran napas )
- Otitis media ( infeksi telinga )
- Laringitis ( infeksi laring )
- Diare
- Kejang demam ( step )
- Ensefalitis ( radang otak )
F.Pemeriksaan Diagnostik ( Rampengan,T.H., 1993 )
a. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya lekopenia.Dalam sputum , sekresi nasal, sediment urin dapat ditemukan adanya multinucleated giant cells yang khas.
b. Pada pemeriksaan serologis dengan cara Hemaglutination inhibition test dan Complemen fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah timbulnya rashdan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.tes ini cukup praktis dan spesifik untuk mendiagnosis morbili atipik atau subklinik.
G.Diagnosa Banding ( Rampengan,T.H, 1993 )
1. Eksantema Subitum
Penyakit ini juga disebabkan pleh virus, biasanya timbul pada bayi berumur 6 -36 bulan.Perlangsungan penyakitnya mirip morbili, beda rash timbul pada saat panas turun.
2. German Measles
Gejala lebih ringan dari morbili terdiri dari infeksi saluran napas bagian atas , demam ringan, pembesaran kelenjar regional di daerah occipital dan post aurikuler.Rash lebih halus yang mula – mula pada wajah lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang dalam waktu 3 hari.
3. Rash karena obat – obatan
Lebih bersifat urtikaria,sehingga rashnya lebih besar , luas, menonjol dan umumnya tidak disertai panas.
4. Infeksi oleh Ricketsia
Gejala prodomal lebih ringan , rash tidak dijumpai diwajah dan koplik’s spot tidak ada.
5. Infeksi mononukleosus
Dijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit.
H. Penatalaksanaan ( Rampengan,T.H. , 1993 )
1. Pengobatan
Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatanya hanya bersifat simtomatis yaitu :
- Memperbaikai keadaan umum
- Antipiretika bila suhu tinggi
- Sedativum
- Obat batuk
Antibiotik diberikan bila ternyata terdapat infeksi sekunder.
Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis yaitu :
- Hidrokortison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari
- Prednison 2 mg/kg.bb/hari untuk jangka waktu 1 minggu
2. Pencegahan
Morbili dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.Imunisasi yang diberikan dapat berupa pasif dan aktif.
a.Imunisasi Aktif
Vaksin yang diberikan adalah “Live attenuated measles vaccine”.Mula-mula diberikan strain Edmonson B tetapi ‘ strain ‘ ini dapat menimbulkan panas tinggi dan ekhsanthem pada hari ketujuh – kesepuluh post vaksinasi, sehingga strain vaksin ini sering diberikan bersama – sama dengan gamma –globulin dilengan lain.
Sekarang digunakan strin schwart dan Moraten dan tidak diberikan bersama dengan Gamma glubolin.Vaksin ini diberikan secara subkutan dan dapat menimbulkan kekebalan yang berlangsung lama.Di Indonesia digunakan vaksin buatan perum Biofarma yang terdiri dari vaksin morbili hidup yang sudah dilemahkan yaitu Strain Schwarz.Tiap dosis yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari 1.000 TCID50 dan neomisin B Sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan.Pada anak umur 9 bulan umumnya tidak dapat memberikan kekebalan yang baik, karena gangguan dari antibodi yang dibawa sejak lahir.
Pemberian imunisasi ini akan menyebabkan anergi pada tuberculin selama 2 bulan setelah vaksinasi .Bila anak telah mendapatkan imunoglubolin atau tranfusi darah sebelumnya maka vaksinasi ini hanya ditanguhkan sekurang – kurangnya 3 bulan.
Vaksinasi ini tidak boleh dilakukan bila :
1. Menderita infeksi saluran pernapasan akut atau infeksi akut lainnya yang disertai dengan demam lebih dari 38 derajat selsius
2. Riwayat kejang demam
3. Sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dan imonosopresif.
Efek samping :
1. HIperpireksia (5 – 15 % )
2. Gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas (10 -20 % )
3. Morbili From rash (3 -15 % )
4. Kejang demam (0,2 % )
5. Ensefalitis (1 diantara 1,16 juta anak )
6. Demam (13,95 % )
b.Imunisasi Pasif
Tidak banyak dianjurkan, karena resiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi tuberkulosa.
I.Indikasi Masuk Rumah Sakit Dianjurkan Bila :
- Morbili yang disertai komplikasi berat
- Morbili yang disertai komplikasi berat
Morbili dengan kemungkinan terjadinya komplikasi berat yaitu bila ditemukan :
1. Bercak/exanthema merah kehitaman yang menimbulkan desquamasi dengan squama yang lebar dan tebal
2. Suara parau,terutama disertai tanda penyumbatan seperti laryngitis dan pneumonia
3. Dehidrasi berat
4. Kejang dengan kesadaran menurun
5. PEM berat
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz Alimul .A.2006.Penyakit Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta : EGC.
Nastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit.Jakarta : EGC.
Richard,E.Behkman.1999.Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Jakarta: EGC
Mansjoer,Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media Aeskulapius.
Rampengan,T.H.1993.Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.Jakarta : EGC.
Ovedoff,david.2002.Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Batam Center : Binarupa Aksara.
No comments:
Post a Comment