Pages

Ads 468x60px

About

Blogger news

Blogroll

Blogger news

12/10/2012

Campak


  1. PENGERTIAN
Campak suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium : (1) stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit jika ada tanda-tanda atau gejala-gejala; (2) stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, kongjungtivitis ringan koryza, dan batuk yang semakin berat; dan (3) stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.

  1. ETIOLOGI
Campak adalah virus RNA dari genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antingen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasafaring darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranukleur. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.


  1. INFEKTIVITAS
Penyebab virus maksimal adalah dengan tetes-tetes semprotan selama masa prodromal (stadium kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan seawal hati ke-7. Tindakan pencegahan isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke-7 sesudah pemajanan sampai hari ke-5 sesudah ruam muncul.


  1. PATOLOGI
Lesi esensial campak terdapat di kulit, membrane mukosa nasofaring, bronkus dan saluran cerna; dan pada kunjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel momonuklear dan beberapa sel  polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya ada hyperplasia jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multinukleus berdiameter sampai 100 um (sel raksasa retikuloendotelial Warthin-Fainkeldey) dapat ditemukan. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasca dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan poliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring neluas ke dalam jaringan limfoid dan membrane mukosa mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.
          Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinasi perivaskuler pada daerah otak dan mendulla spinalis. Pada panencephlitis sklerotikans subakut Daqwson (subacute scelerosing panencephilitis [SSPEI]), dapat ada degenerasi kortekw dan substansi putih )alba) dengan benda-benda inklusi iontranuklear dan intrasitoplasmik.

  1. MANIFESTASI KLINIS
. Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jika gejala-gejala pradromal pertama dipilih sebagai waktu mulai atau sekitar 14 hari jika munculnya ruam yang dipilih; jarang masa inkubasi dapat sependek 6-10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan kemudian menurun selama 24 jam atau disekitarnya.
          Fase pradromal, yang menyertai, biasanya berakhuir 3-5 hari dan ditandai oleh demam ringan sampai sedang, batuk kering, koryza dan konjungtivaitis. Bercak koplik yang hampir selalu mendahului ini, tanda patognomonis campak, pada 2-3 hari. Enantem atau bintik-bintik merah biasanya ada pada palatum durum dan molle. Bercak koplik merupakan bintik putih keabu-abuan, biasanya sebesar butir pasir dengan areola sedikit kemerahan kadang-kadang mereka hemorragik. Mereka cenderung terjadi berhadapan dengan molar bawah tetapi dapat menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain. Jarang bercak ini ditemukan pada pertengahan bibir bawah, platinum, dan pada caruncula (caruncle) lakrimal. Bercak ini muncul dan menghilang dengan cepat, biasanya dalam 12-18 jam. Ketika mereka menghilang, bintik-bintik perubahan warna merah  mukosa mungkin tetap. Radang kongjungtiva dan fotofobia dapat mengesankan campak sebelum muncul bercak koplik. Terutama, garis melintang radang kongjungtiva, batas tegas sepanjang tepi kelopak mata, mungkin membantu diagnotik pada stadium pradromal. Ketika seluruh kongjungtiva terlibat, garis ini menghilang.
          Kadang-kadang, fase pradromal dapat berat, ditunjukkan oleh demam tinggi mendadak, kadang-kadang dengan kejang-kejang semakin bertambah berat sampai waktu ruam telah merata diseluruh tubuh.
          Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40.5 0C (104-1050F). Pada kasus tidak terkomplikasi, ketika ruam muncul pada tungkai dan kaki, pada sekitar 2 hari gejala-gejala menghilang dengan cepat; proses pengurangan biasanya termasuk penurunan suhu mendadak. Penderita sampai saat ini mungkin tampak sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dsarnya tampak baik.
          Ruam biasanya mulai sebagai macula tidak jelas pada sebagian atau lateral leher, dibelakang telinga, sepanjang garis pertumbuhan rambut dan pada bagian posterior pipi. Lesi sendiri-sendiri menjadi semakin makulopapulaer sebagai ruam yang menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar keseluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ketika ruam akhirnya mencapai kaki pada hari ke-2, ke-3, ruam ini mulai menghilang dari muka. Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam muncul. Keparahan penyakit secara langsung dihubungkan dengan luas dan menyatunya ruam. Pada campak ringan ruam cenderung tidak menyatu, dan pada kasus yang sangat sempurna, termasuk telapak tangan dan kaki, dan muka membengkak dan menjadi jelek.
          Ruam sedikit hemorragik; pada kasus berat dengan ruam menyatu, mungkin ada petekie yang luas. Gatal biasanya ringan. Ketika ruam menghilang, deskuamasi seperti kulit padi dan perubahan warna kecoklatan terjadi dan kemudian menghilang dalam 7-10 hari.
          Ruam dapat sangat bervariasi. Jarang ruam urtikaria ringan, makuler tidak jelas atau skarlatiniformis dapat tampak selama stadium prodromal awal dan menghilang sebelum ruam khas. Tidak ada ruam sama sekali jarang kecuali pada beberapa penderita yang telah mendapat antibody manusia selama masa inkubasi, pada beberapa penderita dengan infeksi sindrom imunodefisiensi manusia (HIV), dan mungkin pada bayi umur sebelum 8 bulan yang mempunyai kadar antibody ibu cukup besar. Pada campak tipe hemorragik (campak hitam), pendarahan dapat terjadi dari mulut, hidung, atau usus besar. Pada kasus ringan ruam mungkin kurang makuler, dan lebih mendekati ujung jarum (pinpoint), agak menyerupai ruam demam skarlet atau rubella.
          Limfonodi pada sudut rahang dan paha daerah servikal posterior biasanya membesar, dan splenomegali ringan dapat dicatat. Limfadenopati mesenterika dapat menyebabkan nyeri perut. Perubahan-perubahan tipe ini cenderung menghilang dengan menghilangnya bercak koplik. Otitis media, bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih pada bayi dan anak kecil (terutama anak malnutrisi) daripada anak yang lebih tua.
          Diagnosis campak sering tertunda pada orang dewas karena dokter umum yang memberikan perawatan kesehatan pada orang dewasa biasanya tidak menemukan penyakit dan jarang memasukannya dalam diagnosis banding. Gambaran klinis serupa dengan gambaran klinis yang ditemuan pada anak. Keterlibatan hati, dengan nyeri perut, kenaikan kadar aspartat aminotransferase (AST), dan kadang-kadang ikterus, adalah biasa pada orang dewasa. Di Negara yang sedang berkembang dan pada wabah baru-baru ini di Amerika serikat, campak seringkali terjadi pada bayi yang lebih muda dari 1 tahun; mungkin terjadi malnutrisi ada bersamanya, penyakit sangat berat dan mempunyai mortalitas yang tinggi.

  1. KOMPLIKASI.
Komplikasi utama campak adalah otitis media, pneumonia dan ensefalitis. Noma pipi dapat terjadi pada keadaan jarang. Gangren muncul di mana-mana tampak merupakan akibat purpura fulminan atau koagulasi intravaskuler tersebar.
Pneumonia dapat disebabkan oleh virus campak sendiri; lesi adalah interstisial. Pneumonia campak pada penderita dengan infeksi HIV sering mematikan dan tidak selalu disertai dengan ruam. Namun bronkopneumonia lebih sering; bronkopneumonia karena invasi bakteri sekunder, terutama pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan Haemophilus influenzae. Lringitis, trakeitis, dan bronkitis lazim ada dan mungkin karena virus saja.
Salah satu dari kemungkinan bahaya campak adalah eksarsebasi proses tuberkulosis yang ada sebelumnya. Mungkin juga ada kehilangan hipersensitivitas sementara terhadap tuberkulin.
Miokarditis adalah komplikasi serius yang jarang; perubahan elektrokardigrafi sementara dikatakan relatif sering.
Komplikasi neurologis lebih sering pada campak daripada pada eksantem lain apapun. Insiden ensefalomielitis diperkirakan 1-2/1.000 kasus campak yang dilaporkan. Tidak ada korelasi antara keparahan campak dan keparahan keterlibatan neurologis atau antara keparahan proses ensefalitis inisial  dan prognosis. Jarang, ensefalitis dilaporkan bersama campak yang dimodifikasi oleh gamma globulin, keterlibatan ensefalitis nampak sebelum masa eruptif, tetapi lebih sering mulai terjadi 2-5 hari sesudah munculnya ruam. Penyebab ensefalitis campak tetap kontroversial. Ia dikesankan bahwa bila ensefalitis terjadi pada awal perjalanan penyakit, invasi virus memainkan peran besar, walaupun virus campak jarang diisolasi dari jaringan otak; ensefalitis yang terjadi kemudian terutama demielinasi dan dapat menggambarkan reaksi imunologis. Pada tipe demielinasi ini gejal-gejala dan perjalanannya tidak berbeda dari gejala-gejala dan perjalanan ensefalitis parainfeksi lain. Ensefalitis yang mematikan terjadi pad anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif untuk keganasan. Komplikasi sistem saraf sentral lain, seperti sindrom Guillin-Barre, hemiplegia, tromboflebitis serebral, dan neuritis retrobulber, jarang ada.Panensefalitis sklerotikans subakut disebabkan oleh virus vampak.

  1. PENATALAKSANAAN
Sedatif, antipiretik untuk demam tinggi, tirah baring dan masukan cairan yang cukup dapat terindikasi. Perlemahan ruangan mungkin perlu pada laryngitis atau batuk yang mengiritasi secara berlebihan dan paling baik mempertahankan ruangan hangat daripada dingin. Penderita harus dilindungi dari terpajan pada cahaya yang kuat selama masa fotofobia. Komplikasi otitis media dan pnemonis memerlukan terapi antimikroba yang tepat.
Pada komplikasi seperti ensedalitis, panensefalitis, aklerotikans subakut, pneumonia sel raksasa, dan kongulasi intravaskuler tersebar, setiap kasus harus dinilai secara individual. Perawatan pendukung yang baik sangat penting. Gamma globulin, gamma globulin hiperimun, dan steroid bernilai terbatas. Senyawa antivirus yang tersedia sekarang tidak efektif. Pengobatan dengan vitamin A oral (400.000 IU) mengurangi morbiditas dan mortalitas anak dengan campak berat di Negara yang sedang berkembang.

  1. EPIDERMIOLOGI
Campak adalah endemic pada sebagian besar dunia. Dahulu epidemic cenderung terjadi secara regular, tampak pada musim semi di kota-kota besar dengan interval 2 sampai 4 tahun ketika kelompok anak yang rentan terpajan. Campak sangat menular, sekitar 90 % jontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Cmpak jarang subklines. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun. Sekarang di amerika serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum diimunisasi. Epidermi telah terjadi di sekolah menengah atas dan universitas dimana tingkat imunisasi tinggi. Epidermi ini diduga terutama karena kegagalan vaksin. Walaupun ada kebangkitan kembali campak di Amerika serikat dari tahun 1989-1991, jumlah kasus campak yang dilaporkan turun menjadi rendah pada tahun 1996 mungkin akibat vaksinasi yang luas. Mereka yang lebih dari 30 tahun sebenarnya semua imun. Karena campak masih merupakan penyakit lazim di banyak negara, orang-orang yang infektif masuk Negara ini mungkin menginfeksi masyarakat Amerika Serikat dan wisatawan Amerika yang ke luar negeri berisiko tepajan disana.Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan cacar member kesan kemungkinan bahwa campak dapat diberantas.
Tanda-tanda ini adalah :
1.        Ruam khas
2.        Tidak ada reservoir binatang
3.        Tidak ada vector
4.        Kejadian musiman dengan masa bebas penyakit
5.        Virus laten tidak dapat ditularkan
6.        Satu serotip
7.        Vaksin efektif
          Prevalensi imunisasi bayi lebih dari 90 % terbukti menghasilkan zone bebas penyakit. Pada tahun 1980, tiga perempat dari semua kabupaten di Amerika serikat tidak melaporkan satu kasus campak tetapi pada tahun 1988 jumlah kasus campak semakin bertambah dan penyakit lebih menyebar.
          Bayi mendapat imunisasi transplasenta dari ibu yang telah menderita campak atau imunisasi campak. Imunitas ini biasanya sempurna selama umur 4-6 bulan pertama dan menghilang pada frekuensi yang bervariasi. Walaupun kadar antibody ibu secara umum tidak sdapat dideteksi pada bayi dengan uji yang biasa dilakukan sesudah umur 9 bulan, beberapa proteksi menetap, yang menganggu pemberian imunisasi sebelum umur 15 bulan. Kebanyakan wanita usia subur di amerika serikat sekarang mempunyai imunitas campak dengan cara imunisasi bukannya karena sakit. Beberapa penelitian sekarang member kesan bahwa bayi dari ibu dengan imunitas karena vaksin campak kehilangan antibody pasifnya pada umur yang lebih muda daripada bayi dari ibu yang telah menderita infeksi campak. Bayi dari ibu yang rentan terhadap campak tidak mempunyai imunitas campak dan dapat ketularan penyakit ini bersama ibu sebelum atau sesudah melahirkan.



ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CAMPAK

A.    Pengkajian
a.      Tanyakan pada keluarga atau orang tua tentang riwayat penyakit pada ibu selama masa kehamilan.
b.     Tanyakan pada keluarga tentang imunisasi apa saja yang sudah didapatkan
c.      Tanyakan kepada keluarga tantang lingkungan di sekitar rumahnya
d.     Tanyakan kepada keluarga tentang asupan nutrisi yang diberikan kepada anak.
Pada pengkajian anak dengan campak dapat ditemukan adanya :
-         demam
-         nyeri tenggorok
-         nafsu makan menurun
-         adanya bercak putih kelabu
-         kelemahan pada ekstremitas
-         adanya serumen atau cairan yang keluar dari telinga terjadi apabila ada komplikasi pada telinga
-         apabila pada bronkhus yang dapat menyebabkan bronkhopneumoni dapat dilihat dengan adanya batuki yang meningkat.
  1. Diagnosa Keperawatan
  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif  b.d penumpukan secret
  2. Nyeri akut b.d agen injury (nyeri tenggook)
  3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
  4. Hipertermi b.d proses penyakit
  5. Kerusakan integritas kulit b.d penurunan imunitas
  6. Resiko penyebaran infeksi b.d organisme purulen
  1. Intervensi
Dx I
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret
NOC : Respiratory ststus : Airway patency
Kriteria hasil :
1.     Mendemonstrasikan suara jalan nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dispneu
2.     Menunjukan jalan nafas yang paten ( irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3.     Mampu mencegah faktor yang menghambat jalan nafas.
NIC : Airway management
1.     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2.     Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3.     Keluarkan secret dengan batuk atau suction
4.     Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
5.     Monitor respirasi dan status O2

Dx II
Nyeri akut b.d agen injuri (nyeri tenggorok)
NOC : Pain level
Kriteria hasil :
1.    Mengenali faktor penyebab
2.    Menggunakan metode pencegahan
3.    Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri.
4.    Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
5.    Menganali gejala – gejala nyeri
NIC 1 : Pain management
1.    Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi : lokasi , karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor – faktor presipitasi
2.    Observasi isyarat – isyarat non verbal dari ketidaknyamana, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif
3.    Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
4.    Kontrol faktor – faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ex : temperatur ruangan , penyinaran)
5.    Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya : relaksasi, guided imagery, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas)
NIC 2 : Analgetik administration
1.    Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat.
2.    Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
3.    Pilih analgetik yang diperlukan / kombinasi dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu.
4.    Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan beratnya nyeri.

Dx III
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan tak adekuat.
NOC : Status nutrisi
Kriteria hasil :
1.    Stamina
2.    Tenaga
3.    Kekuatan menggenggam
4.    Penyembuhan jaringan
5.    Daya tahan tubuh
6.    Pertumbuhan
NIC 1 : Manajemen nutrisi
1.    Timbang Berat badan
2.    Anjurkan pada keluarga pasien untuk memberikan ASI
3.    Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vit C
4.    Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
NIC 2 : Monitoring nutrisi
1.    Monitor turgor kulit
2.    Monitor mual dan muntah
3.    Monitor intake nutrisi
4.    Monitor pertumbuhan dan perkembangan




DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum.1991. Buku Ajar Kesehatan Anak. jilid I. Penerbit FKUI
Ngastiyah. 997. Perawatan Anak Sakit.Jakarta: EGC.
Price & Wilson .1995. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Buku 1, Ed.4. Jakarta :EGC.
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta :EGC.
Suriadi,Yuliani,R.2001.Asuhan Keperawatan Pada Anak.Jakarta:PT Fajar Interpratama.
Wong,D.L.2004.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4. Jakarta:EGC



No comments:

Post a Comment

 
 
Blogger Templates