Pages

Ads 468x60px

About

Blogger news

Blogroll

Blogger news

12/10/2012

CMV



 
A. DEFINISI
1.    CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes.
2.    CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah..

B. KLASIFIKASI
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah:
  1. CMV nefritis( ginjal).
  2. CMV hepatitis( hati).
  3. CMV myocarditis( jantung).
  4. CMV pneumonitis( paru-paru).
  5. CMV retinitis( mata).
  6. CMV gastritis( lambung).
  7. CMV colitis( usus).
  8. CMV encephalitis( otak).


C. ETIOLOGI
Etiologi berdasarkan jenis CMV dibagi menjadi 3 yaitu:
  1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik.
  2. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip dengan mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia, gejala pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang masih kecil, dan dapat terjadi akibat tranfusi.
  3. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi, terutama jika mereka telah menjalani transpantasi organ. Gejala-gejalanya termasuk pneumonitis, hepatitis, dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak menghasilkan kekebalan dan dapat menyebabkan reaktivasi virus.

D. PATOFISIOLOGI
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika utara. Terdapat sejumlah strain CMV yang berhubungan: virus ini adalah anggota dari ember herpes. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah enyakit ini.
Ada 3 jenis CMV:
  1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik.
  2. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip dengan mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia, gejala pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang masih kecil, dan dapat terjadi akibat tranfusi.
  3. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi, terutama jika mereka telah menjalani transpantasi organ. Gejala-gejalanya termasuk pneumonitis, hepatitis, dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak menghasilkan kekebalan dan dapat menyebabkan reaktivasi virus.

E. MANIFESTASI KLINIS
Pada periode bayi baru lahir, bayi yang terinfeksi sitomegalovirus biasanya bersifat asimtomatik. Awitan infeksi yang didapat secara congenital dapat terjadi segera setelah lahir atau sampai berusia 12 minggu.
Tidak ada indicator yang dapat diramalkan, tetapi sering dijumpai gejala-gejala berikut ini:
  1. Petekia dan ekimosis.
  2. Hepatosplenomegali.
  3. Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
  4. Mikrosefali dengan kalsifikasi periventrikular.
  5. Retardasi pertumbuhan intrauterine.
  6. Prematuritas.
  7. Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
  1. Purpura.
  2. Hilang pendengaran.
  3. Korioretinitis; buta.
  4. Demam.
  5. Pneumonia.
  6. Takipnea dan dispnea.
  7. Kerusakan otak.

E. KOMPLIKASI
  1. Kehilangan pendengaran yang bervariasi.
  2. IQ rendah.
  3. Gangguan penglihatan.
  4. Mikrosefali.
  5. Gangguan sensorineural.



F. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
  1. Kultur virus dari urin, secret faring, dan leukosit perifer.
  2. Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk melihat vius dalam jumlah besar( pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya iklusi intra sel tidaklah bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan dalam 3 minggu pertama dari kehidupan).
  3. Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-laia( toxoplasmosis, other, rubella, cytomegalovirus, herpes[TORCH])-digunakan untuk mengkaji adanya virus lain.
  4. Uji serologis
    1. Titer antibody IgG dan IgM( IgM yang meningkat mengindikasikan pajanan terhadap virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan infeksi yang didapat pada masa prenatal; IgG maternital negative dan IgG neonatal positif mengindikasikan didapatnya infeksi pada saat pascanatal.
    2. Uji factor rheumatoid positif ( positif pada 35%-45% kasus)
  5. Studi radiologist: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud mengungkapkan kalsifikasi intra cranial.
G. PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan). Ada bukti bahwa globulin imun-CMV yang diberikan melalui IV bersama obat gansiklovir dapat mengurangi beratnya infeksi pada individu dengan system imun yang buruk (mekanisme imunologiknya kurang/terganggu). Vaksin CMV hidup sedang diuji coba pada pasien transplantasi ginjal. Kemoterap ember sedikit harapan, tetapi toksisitas dan imunosupresi akibat dari pengobatan ini meningkatkan kekhawatiran jika digunakan pada bayi baru lahir. Dalam penatalaksanaannya tidak diperlukan tindakan kewaspadaan khusus, tetapi perawat harus tetap memakai sarung tangan, melakukan teknik mencuci tangan yang baik dan menggunakan tidakan kewaspadaan umum. 


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CMV

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1.            Riwayat Kesehatan
Hal-hal yang perlu ditanyakan/yang bias ditemukan:
            a.Adanya riwayat tranfusi.
            b.Adanya riwayat transplantasi organ.
c.Ibu pasien penderita infeksi CMV.
d.Suami/istri penderita CMV
2.            Pemeriksaan fisik
a.TTV : Suhu( demam), pernapasan( takipnea, dispnea), tekanan darah, nadi.
b.Kulit : Petekia dan ekimosis, lesi berwarna ungu disebabkan oleh eritripoiesis kulit.
c.Penurunan berat badan.
3.            Pemeriksaan Penunjang
a.Kultur virus dari urin, secret faring, dan leukosit perifer.
b.Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk melihat vius dalam jumlah besar( pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya iklusi intra sel tidaklah bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan dalam 3 minggu pertama dari kehidupan).
c.Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-laia( toxoplasmosis, other, rubella, cytomegalovirus, herpes[TORCH])-digunakan untuk mengkaji adanya virus lain.
d.Uji serologis
1)      Titer antibody IgG dan IgM( IgM yang meningkat mengindikasikan pajanan terhadap virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan infeksi yang didapat pada masa prenatal; IgG maternital negative dan IgG neonatal positif mengindikasikan didapatnya infeksi pada saat pascanatal.
2)      Uji factor rheumatoid positif ( positif pada 35%-45% kasus)
e.Studi radiologist: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud mengungkapkan kalsifikasi intra cranial.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
     Berdasarkan NANDA( 2002), maka didapatkan diagnose keperawatan CMV sebagai berikut:
1.      Resiko tinggi infeksi b.d. penurunan system imun, aspek kronis penyakit.
2.      Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi dalam bernapas.
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan memasukkan zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis: mual dan muntah.
4.      Hipertermia b.d. penyakit/ trauma.
5.      Kurang pengetahuan b.d. keterbatasan paparan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Berdasarkan Marion Johnson,dkk( 2000) dan Joanne C. McCloskey, dkk( 1996), maka didapatkan intervensi keperawatan CMV sebagai berikut:
  1. Dx I : Resiko tinggi infeksi b.d. penurunan system imun, aspek kronis penyakit.
NOC : Pengendalian infeksi
Kriteria hasil: a. Memonitor faktor resiko lingkungan dan perilaku seseorang.           
 b. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko.                           
                         c. Terbebas dari tanda/ gejala infeksi.                                                                   
Skala           : 1. Tidak pernah
    2. Jarang
                          3. Kadang-kadang
                     4. Sering
                     5. Selalu
NIC   : Kontrol Infeksi
a.       Pertahankan lingkungan aseptis selama pemasangan alat.
b.      Tingkatkan intake nutrisi.
c.       Berikan terapi antibiotic bila perlu.
d.      Pertahankan teknik isolasi.
e.       Batasi pengunjung bila perlu.

  1. Dx II: Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi dalam bernapas.
NOC : Respiratory Status : Ventilation
Kriteria hasil:     a. Ekspansi dada simetris                                                          
                       b. Napas pendek tidak ada                                                   
                       c. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas                   
Skala            : 1. Tidak pernah menunjukkan
                       2. Jarang menunjukkan
                       3. Kadang menunjukkan
                       4. Sering menunjukkan
                       5. Selalu menunjukkan
NIC   : Respiratory Monitoring
a.Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
                  b.Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
                  c.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tabahan.
                  d.Monitoring respirasi dan status oksigen.
                  e.Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan.
  1. DxIII: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmamuan memasukkan zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis : mual dan muntah.
NOC : Nutrirional Status
Kriteria hasil: a.Makanan oral dan nutrisi parenteral                                           
                       b.Asupan cairan oral atau IV                                                      
Skala            : 1. Tidak adekuat
                       2. Ringan
                       3. Sedang
                       4. Kuat
                       5. Adekuat total

NIC   : Nutririon Management
    1. Kaji adanya alergi makanan.
    2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
    3. Berikan substansi gula.
    4. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).
    5. Monitor jumlah nutrisi tentang kebutuhan kalori.

 


 




DAFTAR PUSTAKA


Betz, Cecily L.2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Gordon Et All. 2002. NANDA Nursing Diagnoses Definition and Classification (NIC),
Second Edition. USA: Mosby
Johnson, Marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes
Classification (NOC), Second Edition. USA: Mosby
McCloskey, Joanne C. 1996. IOWA Intervention Project Nursing Intervention
Classification (NIC), Second Edition. USA: Mosby





No comments:

Post a Comment

 
 
Blogger Templates