Download versi lengkap disini
A. Pengertian
1) Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO, MENKES 1990).
2) Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Carter CH, Toback C).
3) Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa perkembangan (Crocker AC, 1983).
4) Retardasi mental adalah gangguan heterogen yang terdiri dari gangguan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan adaptif yang ditentukan sebelum orang berumur 16 tahun.
Tingkat-tingkat retardasi mental dibagi menjadi:
1) Retardasi Mental Ringan
Nilai IQ pada Retardasi Mental Ringan 52-69. ketrampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun pra sekolah. Tetapi pada saan anak menjadi lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak lain seusianya. Biasanya mengalami keterlambatan dalam mempelajari bahasa. Namun, masih dapat berbicara untuk keperluan sehari-hari dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari serta terampil dalam perkerjaan rumah tangga. Dan akan mengalami kesulitan dalam pelajaran sekolah.
2) Retardasi Mental Sedang
Nilai IQ pada Retardasi Mental Sedang adalah 36-51. ketrampilan komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan dengan Retardasi Mental Ringan. Biasanya lambat dalam perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa. Ketrampilan merawat diri dan ketrampilan motoriknya pun terlambat. Penderita juga memerlukan pengawasan seumur hidup dan program pendidikan khusus demi mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar memperoleh beberapa ketrampilan dasar.
3) Retardasi Mental Berat
Nilai IQ pada Retardasi Mental Berat 20-35. bicara anak terbatas dan perkembangan motoriknya buruk. Pada usia pra sekolah sudah nyata ada gangguan. Pada masa usia sekolah kemampuan bahasanya berkembang. Kebanyakan dengan gangguan motorik yang berat akibat kerusakan perkembangan pada susunan saraf pusat.
4) Retardasi Mental Sangat Berat
Nilai IQ Retardasi Mental Sangat Berat di bawah 10. ketrampilan komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi juga masih membutuhkan perawatan orang lain.
Bila ditinjau dari gejalanya, Retardasi Mental dibagi menjadi (Melly Budhiman):
a) Tipe Klinis
Pada tipe ini, Retardasi Mental mudah dideteksi sejak dini. Penyebabnya adalah kelainan organik. Kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi atau pun sosial rendah.
b) Tipe Sosial Budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut Retardasi Enam Jam. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Anak tipe ini pada umumnya mempunyai taraf IQ golongan Borderline dan Retardasi Mental Ringan.
B. Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:
1) Non organik
ü Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
ü Faktor sosiokultural.
ü Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.
ü Penelantaran anak.
2) Organik
a) Faktor Pra-konsepsi
Ø Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneous).
Ø Kelainan kromosom.
b) Faktor Pre-natal
Ø Gangguan pertumbuhan otak trimester I
ü Kelainan kromosom
ü Infeksi intra uterin, misal HIV
ü Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
ü Disfungsi plasenta
ü Kelainan konginetal dari otak
Ø Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
ü Infeksi intra uterin, misal HIV
ü Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat)
ü Ibu DM, PKU
ü Toksemia gravidarum
ü Disfungsi plasenta
ü Ibu malnutrisi
c) Faktor Peri-natal
Ø Sangat prematur
Ø Asfeksia neotorum
Ø Trauma lahir
Ø Meningitis
Ø Kelainan metabolik
d) Faktor Post Natal
Ø Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
Ø Neurotoksin
Ø CVA
Ø Anoksia, misalnya tenggelam
Ø Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal
Ø Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis
C. Patofisiologi
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana prasarana komunitas, pengarahan diri kesehatan dan keamanan akademik fungsional bersantai dan bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis itu meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi: anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan.
D. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
1) Uji Laboratorium
ü Uji intelegensi standar dan uji perkembangan
ü Pengukuran fungsi adaptif
2) EEG (Elektro Esenflogram)
ü Gejala kejang yang dicurigai
ü Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3) CT ata MRI
ü Pembesaran kepala
ü Dicurigai kelainan otak yang luas
ü Kejang lokal
ü Dicurigai adanya tumor intra kranial
E. Komplikasi
1) Sebral Palsi
2) Gangguan kejang
3) Gangguan kejiwaan
4) Gangguan konsentrasi/hiperaktif
5) Defisit komunikasi
6) Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)
F. Penatalaksanaan Medis
Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier:
a) Pencegahan primer
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan ini termasuk pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan, konseling keluarga dan genetik dapat membantu.
b) Pencegahan sekunder
Tujuannya mempersingkat perjalanan penyakit.
c) Pencegahan tertier
Tujuannya menekan kecacatan yang terjadi
Dalam pelaksanaannya, kedua jenis ii dilakukan bersamaan meliputi:
a) Pendidikan untuk anak mancakup latihan ketrampilan adaptif, sosial dan kejuruan.
b) Terapi pra luka agresif dan melukai diri
c) Kognitif dan psikodinamika
d) Pendidikan keluarga
e) Intervensi farmakologis:
ü Obat-obatan psikotropika (Tioridasin/Mellaril) untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
ü Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan hiperaktif.
ü Antidepresan (Imipramin/Trofanil)
ü Karbamazepin (Tegretol) dan Propanolol (Inderal)
DAFTAR PUSTAKA
Ana K, Budi. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteeran EGC.
Betz, Cecely L. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Doengoues, Marylin E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hamid, Achir Yani S. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Anak dan Remaja. Jakarta: Widya Medica.
Harold I, dkk. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media Aesculapius.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Townsend, Mary C. (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment