Pages

Ads 468x60px

About

Blogger news

Blogroll

Blogger news

1/18/2013

IUD





Download versi lengkap disini
I.       PENGERTIAN
-         IUD adalah alat yang terbuat dari plastik dan berukuran kecil. (BKKBN, 1998).
-         Bentuk inert plastik yang diletakkan di dalam uterus. (Hamilton, 1995).
-        IUD merupakan benda asing yang ditempatkan didalam vacum uteri untuk mencegah kehamilan. (Maulany, 1994, 174).
-         IUD merupakan alat kontrasepsi dalam rahim. (Emanuel F, 1998).

II.    MACAM-MACAM/JENIS IUD
Pada masa ini IUD telah memasuki era generasi keempat, Karena itu berpuluh macam IUD telah dikembangkan mula dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutera dan logam (besi baja, stainless steel, dan tembaga) sampai pada generasi plastik (polietilen) baik yang tidak ditambahi obat (unmedicated) maupun yang dibubuhi obat (medicated).
Menurut bentuknya IUD dibedakan menjadi:
-         Bentuk terbuka (open device) misalnya Lippes Loop, CU-T, Cu-7, Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T, dan lain-lain.
-         Bentuk tertutup (closed device), misalnya Ota Ring, Antigon, Grafenberg Ring, Hall-Stone Ring, dan lain-lain. Pada bentuk tertutup, bila terjadi dislokasi kedalam rongga perut maka harus dikembangkan, karena dapat menyebabkan masuknya usus kedalam lubang atau cincin, dan kemudian terjadilah ileus.
Menurut tambahan obat atau metal:
-         Medicated IUD, misalnya Cu-T-200, 220, 300, 380A; Cu-7, Nova-T, ML-Cu 250, 375; Progrestarest, dan lain-lain.
-         Unmedicated IUD, misalnya Lippes Loop, Margulies, Saf-T Coil, Antigon, dan lain-lain.


III. INDIKASI
Pemasukkan IUD untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan dengan cara:
-         Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih.
-         Ingin menjarangkan kehamilan (spacing).
-         Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak cara permanent (kontrasepsi mantap). Biasanya dipasang IUD yang efektif lama (Lippes Lood, Nova-T untuk 5 tahun dan sebagainya).

IV.  KONTRA INDIKASI
-         Kehamilan
-         Peradangan panggul
-         Peradangan uterus abnormal
-         Karsinoma organ-organ panggul
-         Malformasi rahim
-         Mioma uteri terutama jenis submukosa
-         Dismenorea berat
-         Stenosis kanalis servikalis
-         Anemi berat dan gangguan pembekuan darah
-         Penyakit jantung rematik.

V.     CARA KERJA
Hingga dewasa ini masih belum jelas mekanisme kerja IUD. Telah banyak teori-teori yang dikemukakan oleh berbagai penelitian, namun mekanisme yang pasti belum ditemukan. Pada domba, IUD mencegah pembuahan dengan jalan menstimulir fagositosis dan/atau sitolisis yang menghancurkan sel dalam uterus sebelum pembuahan, serta menghalangi mobilitas sel mani dalam tuba.
Mekanisme kerja IUD:
Berbagai teori dan hipotesis tentang mekanisme kerja IUD adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan peristaltic usus dan tuba sehingga mendorong sel telur yang belum/sudah dibuahi selit untuk berimplantasi.
2.      Menghasilkan enzim luteolisis yang mempengaruhi fungsi korpus luteum.
3.      Menghasilkan sel-sel radang yang berefek toksis terhadap embrio yang akan berimplantasi.
4.      Terbentuk sel sebagai reaksi terhadap adanya benda asing dan sel  ini dapat menstimulasi fagositosis terhadap spermatozoa.
5.      Bersifat abortifan mekanik karena endomertium yang mengalami trauma akan menolak implantasi embrio muda.

Bila disimpulkan, maka mekanisme kerja IUD mungkin sebagai akibat tergantungnya sel mani dan/atau ovum oleh karena gangguan implantasi blastokista.

VI.  EFEK SAMPING
Efek samping IUD cukup tinggi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang lama. Angka kehamilan IUD berkisar antara 1,5-3 per 100 wanita pada tahun pertama dan angka ini akan semakin rendah untuk tahun-tahun berikutnya.
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kehamilan IUD adalah jenis IUD; ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD; umur aseptor; lamanya pemakaian; dan ukuran teraturnya menjalani jadwal kontrol untuk periksa ulangan.
Sebagian dari kehamilan terjadi dalam 6 bulan pertama setelah insersi, sehingga untuk memperkecil kemungkinan hamil dapat dianjurkan untuk mempergunakan cara atau alat lain selama 6 bulan pertama setelah pemasangan, misalnya kondom atau pantang berkala. Bila selama ini memakai pil, dianjurkan untuk terus memanaknya selama 6 bulan setelah insersi IUD.

VII.           WAKTU PEMASANGAN IUD
v  Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak melebar dan kemungkinan tidak begitu banyak, inipun dianggap oleh wanita sebagai darah haid.
v  Pasca Persalinan
Pemasangan dini (Immediate Insertion), yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit. Pemasangan langsung (Direct Insertion), yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu dipulangkan. Pemasangan tidak langsung (Indirect Insertion), yaitu pemasangan setelah lebih dari 3 bulan pasca persalinan atau keguguran.

v  Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu  ibu pulang dari rumah sakit.
v  Masa Interval
Yaitu antara 2 haid. Bila dipasang setelah masa ovulasi, harus disiapkan wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain untuk mencegah konsepsi (kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
v  Sewaktu Seksio Sesarea
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari vacuum uteri, kemudian IUD dipasang pada bagian fundus.
v  Afteri Morning
Pada kasus-kasus dimana dilakukan tonius dilakukan koitus, maka IUD dipasang dalam waktu 72 jam kemudian, sebelum terjadi implantasi blastokista.

VIII.        TEKNIK PEMASANGAN AKDR
Memperhatikan penyulit AKDR, maka pemasangan perlu mendapat perhatian:
1.      Persiapan pemasangan AKDR
a.       Penderita tidur terlentang di meja ginekologi
b.      Vulva dibersihkan dengankapas lisol, betadin, hibiscrub atau lainnya.
c.       Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar dan dalam rahim.
d.      Duk steril dipasang dibawah bokong.
e.       Speculum cocor bebek dipasang, sehingga serviks tampak.
f.        Serviks-portio dibersihkan dengan kapas betadin atau lisol atau lainnya.
g.       Dilakukan sodage untuk menentukan dalam-panjang rahim dan arah posisi rahim.
2.      Persiadan dan Pemasangan AKDR
Dikemukakan beberapa jenis pemasangan AKDR sebagai berikut:
a.       Jenis Lippes Loop
-         Lippes Loop dimasukkan kedalam introdusor dari pangkal, sampai mendekati ujung proksimal.
-         Tali AKDR dapat dipotong dahulu, sesuai keinginan atau dipotong kemudian setelah pemasangan.
-         Introdusor dimasukkan kedalam rahim, sesuai dengan dalamnya rahim.
-         Pendorong AKDR dimasukkan kedalam introdusor untuk mendorong sehingga Lippes Loop terpasang.
-         Setelah pemasangan, maka introdusor dan pendorongnya ditarik bersama.
-         Tali AKDR dapat dipotong sependek mungkin untuk menghindari sentuhan penis dan menghindari infeksi.
Komplikasi pemasangan Lippes Loop adalah:
1.      Perforasi yang dapat terjadi pada saat pemasangan atau terjadi kemungkinan dalam bentuk translokasi.
2.      Gejala pervorasi  IUCD adalah penderita merasa nyeri sampai terjadi syok.
Cara menghadapi perforasi IUCD saat pemasangan:
1.      IUCD ditarik kembali
2.      Observasi: keadaan umum, tekanan darah, nadi, dan suhu; evaluasi perdarahan dalam kavum abdomen.
3.      Pengobatan pervorasi IUCD.
-         Anjurkan masuk rumah sakit
-         Berikan antibiotic
-         Observasi keadaan umum dan perdarahan dalam abdomen
-         Bila keadaan umum menurun dilakukan tindakan opersi
4.      Sikap bidan menghadapi pervorasi IUCD saat pemasangan.
-         Konsultasi pada dokter puskesmas, atau dokter ahli.
-         Penderita segera dirujuk ke rumah sakit.
  1. Jenis Cupper T atau Seven Cupper
AKDR Seven Cupper atau Cuper T telah tersedia dalam keadaan steril, dan baru dibuka menjelang pemasangan.
-   Bingkus Seven Cupper atau Cuper T dibuka.
-   AKDR-nya dimasukkan kedalam introdusor melalui ujungnya sampai batas tertentu dengan memakai sarung tangan steril.
-   Introdusor dengan AKDR terpasang dimasukkan dedalam rahim sampai menyentuh fundus uteri dan ditarik sedikit.
-   Pendorong selanjutnya mendorong AKDR sehingga terpasang.
-   Introdusor dan pendorongnya ditarik.
  1. Jenis Multiload atau Medusa
AKDR jenis Medusa atau Multiload telah siap untuk dipasang langsung:
-   Pembungkus AKDR dibuka menjelang pemasangan.
-   Teknik pemasangan langsung dengan mendorong sampai mencapai fundus uteri, tanpa berhenti.
-   Setelah mencapai fundus uteri, introdusornya ditarik.
-   Tali AKDR dipotong sependek mungkin.
-   Sterilisasi pemasangan Medusa atau Multiload lebih terjamin, komplikasi pervorasi terjadi saat pemasangan AKDR
3.      Pemeriksaan ulang AKDR
Setelah pemasangan AKDR perlu dilakukan kontrol medis dengan jadwal:
a.       Setelah pemasangan kalau dipandang perlu diberikan antibiotika profilaksis.
b.      Jadwal pemeriksaan ulang:
-         Dua minggu setelah pemasangan
-         Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
-         Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
-         Setiap satu bulan sampai satu tahun
Untuk AKDR tanpa bahan aktif Cupper; pemakaiannya dapat berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan AKDR dengan bahan aktif Cupper pemakaiannya tiga sampai empat tahun selanjutnya diganti.
4.      Waktu AKDR di buka
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai:
-               Ingin hamil kembali
-               Leukorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus
-               Terjadi infeksi
-               Terjadi perdarahan
-               Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim tidak dapat dipasang pada keadaan:
a.             Terdapat infeksi genetalia;
-         Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi.
-         Keadaan patologis lokal: Frungkle, stenosis vagina; inveksi vagina
b.            Dugaan keganasan serviks
c.             Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas
d.            Pada kehamilan: Terjadi abortus, nudah perforasi, perdarahan, infeksi.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Serba Serbi Kontrasepsi. http://www.dktindonesia.org/andalaniud.php 02:08 24-05-2006
Bagian Obstruksi dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran bandung. 1980. Teknik Keluarga Berancana. Bandung: Eistar offset.
Bagus, Ida Gede Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Chamberlain, Geoffery, dkk. 1994. Obstetri dan Ginekologi Praktis. Jakarta: Widya Medika.
Entjang, Indian. 1981. Pendidikan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Bandung: Alumni.
Friedman, Emanuel A, dkk. 1998. Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Obstetri Edisi Kedua. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hakim, Lukman. 1977. Pil Anti Hamil dan Pengaruh Sampingan. Yogyakarta: Konisius.
Hamitan, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Japan Internasional Cooperation Agung. 1981. Aspek-Aspek Kesehatan KB. Jakarta. Pusdiklat Depkes RI Japan International Cooperation Agung (JICA).



No comments:

Post a Comment

 
 
Blogger Templates