A. PENGERTIAN
Ø Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea. ( Smeltzer, 2001 ).
Ø Uveitis adalah inflamasi yang luas di uvea yang terdiri dari iris, badan siliaris, dan koroid. ( Timby, Scherer, dan Smith, 1999 ).
Ø Uveitis anterior adalah peradangan pada jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis, terjadi mendadak, biasanya berjalan 6 – 8 minggu. ( Mansjoer, 1999 ).
Ø Uveitis adalah inflamasi di saluran uvea yang mengenai iris, badan siliaris dan koroid. ( Smeltzer dan Bare, 2000 ).
Ø Uveitis faksogen adalah peradangan steri iris dan badan siliaris akibat massa lensa memasuki bilik mata depan kapsul lensa yang pecah ( seperti karena trauma ) atau bocor ( seperti pada katarak hipermatur ). ( Ilyas, Tanzil dan Azhar, 1981 ).
B. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer ( 1999 : 58 ) penyebab uveitis anterior dibagi 2 yaitu :
1. Penyebab eksogen, seperti trauma, uvea atau invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar, bahan toksik atau kimia.
2. Penyebab endogen, dapat dibadaqkan idiopatik, autoimun, keganasan, mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh pasien, misalnya pada infeksi tuberkulosis, herpes simpleks, dsb.
C. KLASIFIKASI
Uveitis dapat dibedakan berdasarkan pada kelainan anatomis, gejala klinis, etiologi dan patologinya.
1. Menurut pembagian anatomis dibedakan :
§ Uveitis anterior
Yaitu uveitis yang meliputi radang pada iris dan radang pada selaput pelangi dan badan siliari.
§ Uveitis posterior
Yaitu radang dibagian belakang dari tepi belakang ”vitreous base”, dapat meliputi koroiditis, retinitis, krorionetinitis dan retina.
2. Menurut pembagian klinis dibedakan :
§ Uveitis yang akut dengan gejala awal yang mendadak dan menetap selama 6 minggu atau kurang , dapat mengalami kekambuhan.
§ Uveitis posterior menetap untuk berbulan-bulan atau bertahun-tahun, timbulnya kadang-kadang pelan-pelan tanpa gejala.
3. Menurut penyebabnya dibedakan :
§ Uveitis eksogen karena perlukaan atau masuknya kuman-kuman dari luar.
§ Uveitis endogen disebabkan oleh kuman-kuman dari penderita sendiri, misalnya oleh :
a. Penyakit sistemik seperti artritis granaloma, infeksi-infeksi kronos (TBC).
b. Parasit ( Toxoplasmosis )
c. Virus ( Cytomegalovirus )
d. Jamur
e. Idiopatik ( tidak jelas penyebabnya )
4. Menurut patologinya dibedakan :
§ Uveitis granulomatosa
§ Uveitis nongranulomatosa
D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi dan infeksi dapat terjadi pada beberapa struktur mata dan terhitung lebih dari setengah kelainan mata. Sebagian besar inflamasi mata disebabkan oleh mikroorganisme, trauma, autoimun dan idiopatik. Untungnya inflamasi tersebut tidak meninggalkan bekas permanen. Inflamasi kornea yang berat atau ulkus kornea dapat menyebabkan kerusakan kornea yang mentebabkan gangguan penglihatan. ( Barbara C Long, 1996 : 252 ).
Terjadinya peradangan dapat merupakan akibat reaksi terhadap autoimun, dimana lensa merupakan antigen dan disebut sebagai antigenik. Dapat pula akibat reaksi terhadap bahan-bahan toksik yang merupakan produk lensa, disebut fakotoksik – fakolitik. Secara histopatologik pada uveitis fako anafilaktik tampak sebukan sel-sel polimorfonuklear didalam serabut-serabut lensa yang berdegenerasi. Ditemukan sel epiteloid dan sel raksasa pada daerah uvea lain dapat ditemukan sel eosinofil sedangkan pada uveitis pada daerah trabekulum. ( FKUI, 1995 : 85 ).
Penyebab iritis tidak dapat diketahui dengan melihat gambaran kliniknya saja. Iritis iridosiklitis dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunologik terlambat, dini atau cell mediated terhadap jaringan uvea anterior. Pada ambuhan atau rekuren terjadi reaksi imunologik humoral, bakteremia ataupun viremia dapat menimbulkan iritis ringan, yang kemudian terdapat antigen yang sama dalam tubuh akan dapat timbul kekambuhan. ( FKUI, 1995 : 89 ).
Komplikasi dari uveitis dapat menimbulkan perekatan, glaukoma sekunder dan hilang penglihatan ( Long, 1996 : 252 )
E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Mansjoer ( 1999 ; 58 ) manifestasi klinik dari uveitis anterior adalah :
· Fotophobia
· Mata merah
· Penurunan penglihatan
· Sukar melihat dekat
· Lakrimasi, pada keadaan akut
· Bila kronik mata merah menjadi putih
Menurut Timby, Scherer dan Smith ( 1999 ) manifestasi klinik uveitis antara lain :
· Pandangan kabur
· Fotophobia
· Tidak sensitif terhadap cahaya
· Nyeri mata
· Mata merah
· Reaksi pupil terhadap cahaya berkurang
Menurut Ilyas, Tanzil, Salamun dan Al-Azhar ( 1981 ) manifestasi klinik dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Gejala subyektif
Penglihatan menurun dan silau
b. Gejala obyektif
· Epifora
· Blefaro spasme
· Infeksi konjungtiva dan siliar
· Edema kornea
· Presipitasi kornea berbentuk mutton fal
· Efek Tyndall yang positif
· Miosis
· Sinetia posterior
· Cyclitis membrane
Karoditis dapat terjadi sekunder terhadap uveitis, sedangkan perivaskulitis retina dan papilitis dapat terjadi sebagai akibat reaksi antigen antibodi di daerah tersebut. Pada uveitis fakotoksik biasanya hanya terdapat efek Tyndall yang positif dengan sel dalam bentuk mata depan.
F. KOMPLIKASI
Menurut Mansjoer ( 1999 : 58 ) komplikasi dari uveitis yaitu sinekia posterior dan sinekia anterior dapat mengakibatkan glaukoma sekunder. Dapat pula terjadi uveitis simpatis. Menurut Timby, dkk ( 1999 ) komplikasi dari uveitis yaitu glaukoma, katarak, dan retina detachmend yang tidak dideteksi.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Uveitis dapat ditegakkan dengan Slit Lamp Examination, skin test untuk gangguan utama seperti TBC, untuk menegakkan etiologi tindakan medis. Tindakan berupa pemberian kortikosteroid ( oral & topical ), mydiatric ( dilatasi ), eyedrops seperti atropin dan antibiotik eyedrops.
Analgesic untuk mengatasi nyeri, kacamata untuk mengurangi ketidaknyamanan terhadap fotophobia.
H. PENATALAKSANAAN
Terapi harus segera dilakukan untuk mencegah kebutaan. Diberikan steroid tetes mata pada siang hari dan salep pada malam hari. Dapat dipakai deksametason, betametason atau prednison 1 tetes setiap 5 menit kemudian diturunkan hingga perhari. Bila perlu juga steroid sistemik dalam dosis tinggi tunggal selang sehari kemudian diturunkan sampai dosis efektif, dapat dipakai prednisolon 5 mg. Dapat pula diberikan subkonjungtiva dan peribulbar. Untuk mengurangi rasa sakit, melepas sinekia dan mengistirahatkan iris yang meradang diberikan sikloplegik. Setelah infeksi fokal, penyakit yang mendasari atau kuman penyebab diketahui, diberikan pengobatan spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Beelhecek, G. M. Mc.closkley, Joanne C. ( 2000 ). Nursing Intervention Projet. USA: Mosby.
Brunner and Suddarth. ( 2002 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Brunner and Suddarth. ( 2000 ). Buku Saku Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC.
Sejatinya, ejakulasi dini sanggup disebabkan oleh sekian banyak perihal psikologis, yg di antaranya yaitu :
ReplyDelete1. lakukan masturbasi terlampaui sering
Seperti yg telah anda ketahui, masturbasi rata rata dilakukan guna menggerapai kepuasan seks tidak dengan mesti bersambung intim. elemen ini biasa saja semesta dilakukan oleh siapapun. Namun, saat dilakukan secara berlebihan, masturbasi tambahan pula bisa menimbulkan efek stres kelelahan, dan kendala daya mengerti mengapa lantaran ketika lakukan masturbasi, tubuh kamu yang tak harus mencocokkan waktu ejakulasi dengan pasangan dapat membuat pola unik dekat menggerapai klimaksnya. Ketiadaan musuh pada bersambung intim inilah yg menghasilkan badan menjadi tak ternama dalam mengontrol terjadinya ejakulasi. akhirnya kamu dapat lebih sering mengikuti struktur ejakulasi di waktu masturbasi, apalagi ketika berhubungan intim dengan pasangan kamu maka terjadilah ejakulasi dini.
2. mempunyai khayalan yang berlebihan
Terkadang, melamun moleknya tubuh perempuan lain ketika bersanggama bersama pasangan yaitu salah satu rahasia guna mendapati kepuasan lebih. Namun, saat anda terlalu sering melakukannya, factor ini bakal mempengaruhi pencapaian ejakulasi kamu Percayalah, mimpi seksual yg berlebihan ini mampu mengakibatkan alterasi ritme hubungan intim antara anda dan pasangan, maka menyulut terjadinya ejakulasi dini.
Apabila pertanyaan masih belum sanggup terpecahkan serta-merta menghubungi dokter spesialis andrologi Klinik apollo pada wawancara lebih lanjut di Hotline No. (021)-62303060.
Dimana Berobat Bila Kulup panjang | Apakah Bahaya Kulup terlalu panjang ?
Tips apabila mengalami Ejakulasi dini | Klinik tempat sunat murah
Konsultasi spesialis kelamin | Free Chat