A. PENGERTIAN
1) Bronkhitis adalah suatu penyakit yang di tandai oleh adanya inflamasi bronkus.(Ngastiyah. 2005)
2) Bronkhitis adalah suatu peradangan pada bronkus.( saluran udara ke paru- paru)
3) Bronkhitig ( virus sinsial pernafasan [ RSV]) - infeksi virus akut dengan efek maksimum pada tingkat bronkiolar: biasanya menyerang anak 2 - 12 bulan jarang setelah usia 2 tahun. (Donna L. Wong. 2003)
4) Bronkhitis adalah sejenis keradangan atau kerengsaan pada saluran pernafasan ( tiub bronkiul) di dalam paru – paru .
5) Bronkhitis adalah proses keradangan pada bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk yang dapat berlangsung secara akut maupun kronis.
B. ETIOLOGI
1. Infeksi
a) Virus : Respiratori Syncitial Virus ( RSV ), Parainfluenza. Influenza. Adeno. Morbili
b) Bakteri H. Influenza B. Stafilokokus. Streptokokus. Pertusis. Tuberkulosis. Mikoplasma
c) Fungi : Monilia
2. Alergi : Asma
3. Kimiawi (Soeparman, 1999) :
a) Aspirasi susu. aspirasi isi lambung
b) Asap rokok. polusi udara
c) Uap/gas yang merangsang
C. KLASIFIKASI
1. Bronkhitis akut pads anak biasanya bersama dengan trakeitis merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut ( ISNA ) bawah yang sering di jumpai dan penyebabnya terutama virus.
2. Bronkhitis kronik adalah keadaan yang oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang - kurangnya 2 minggu berturut - turut dan berulang paling sedikit tiga kali dalam tiga bulan, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya.
3. Bronkhitis kronik adalah -sebagai suatu gangguan para obstrulesi yang di tandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut - turut dalam satu tahunnya dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Wong (2003) masuknya mikroorganisme atau gen fisik seperti debu atau inhalasi zat kimia pada trakhea atau bronkus dapat menyebabkan reaksi radang berupa oedema mukosa. sekresi mukus rang berlebihan.
Bersamaan dengan itu akan di jumpai peningkatan rangsang batuk sebagai akibat dari akumulasi sekret di jalan nafas. Bila oedema mukosa berat dan sekresi mukus berlebihan akan menyebabkan obstrukisi jalan nafas yang akan menimbulkan kesulitan .bernafas. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka saluran nafas oilcan lebih meregang reseptor mukosa rang ada di permukaan bronkus untuk selanjutnya ke pons dan medulla oblongata.
Selanjutnya terjadi peningkatan frekuensi nafas, yaitu nafas jadi cepat to pi dangkal. Selain itu juga pernafasan memakai otot pernafasan tambahan untuk dapat memberi dorongan yang lebih kuat untuk mendapatkan oksigen.
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Behrman (1999) tanda dan gejala klinis bronchitis antara lain :
1. Infeksi saluran nafas bagian atas
2. Batuk timbul kemudian, dimulai dengan batuk kering dan produktif kemudian dengan sputum mukopurulen
3. Obstruksi jalan nafas dan dispnue
4. Pada auskultasi terdengar ronkhi dan wheezing
5. Nafas cepat dan dangkal
6. Suhu tubuh meningkat (37,8-390C)
7. Secara khas tanda dan gejalanya bertambah buruk pada malam hari
Menurut Corwin (2000) gejala dari bronchitis antara lain :
1. Batuk produktif dengan dahak purulen
2. Produksi mucus kental
3. Demam
4. Dispnue
5. Ronchi terutama saat inspirasi
6. Suara serak
7. Nyeri dada kadang-kadang timbul
8. Sesak nafas
F. KOMPLIKASI
Komplikasi bronkhitis pads anak terutama pada anak dengan malnutrisi atau dengan kondisi kesehatan yang jelek menurut Behrman ( 1999: 1483 ) antara lain :
1. Otitis media akut .
Yaitu keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi dan dapat disebabkan berbagai patogen termasuk Sterptokokus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Mikroorganisme patogen penyebab bronkhtis menebar dan masuk ke dalam saluran telinga tengah dan menimbulkan peradangan sehingga terjadi infeksi.
2. Sinusitis maksilaris
Yaitu radang sinus yang ada di sekitar hidung yang disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan nafas bagian atas dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Infeksi pada sinus dapat menyebabkan bronkhospasme, oedema dan hipersekresi sehingga mengakibatkan bronkhitis.
3. Pneumoia
Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bermacam -macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. Jika bronkhitis tidak ditangani dengan baik secara tuntas atau jika daya tahan tubuh anak jelek, maka proses peradangan akan terus berlanjut sebut bronkhopneumoniae. Gejala yang muncul umumnya berupa nafas yang memburu atau cepat dan sesak nafas karena paru-paaru mengalami peradangan. Pada bayi usia 2 bulan sampai 6 tahun pneumonia berat ditandai adanya batuk atau kesukaran bernafas, sesak nafas ataupun penarik dinding dada sebelah bawah ke dalam.
G. PROGNOSIS
Bila tidak ada komplikasi. prognosis brokhitis akut pads anak umumnya baik. Pada bronkhitis akut yang berulang. clan bila anak merokok ( aktif dan pasif) maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkhitis kronik kelak pada usia dewasa (Ngastiyah; 2005;55)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto thorak : tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia
2. Laboratorium : Leukosit > 17.500
3. Analisa gas darah : penurunan O2 arteri clan peningkatan CO2 arteri
4. Tes fungsi paru (Doengoes, 2000)
a) Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea
b) Untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi oleh restriksi untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek terapi misalnya bronkliodilator.
I. PENCEGAHAN
Langkah - langkah yang bisa diupayakan untuk mengantisipasi agar anak tidak terkena bronkhitis antara lain :
1. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengelolaan penyakitnya.
2. Monitor kualitas udara dan tingkat polusi, hindari udara dingin dan paparan angin yang dapat menyebabkan bronkhospasme.
3. Hindari tempat-tempat yang terpolusi, bila tidak memungkinkan tutuplah hidung anak dengan tisu atau tangan saat melewati tempat-tempat tersebut.
4. Pastikan kebersihan makanan maupun kebersihan diri dan lingkungan.
5. Berikan aktivitas sesuai kemampuan yang tidak menimbulkan sesak nafas atau memperberat sakitnya.
6. Jangan memandikan anak terlalu pagi terlalu sore dan memandikan menggunakan air hangat
J. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan keperawatan
· Mengontrol batuk dan mengeluarkan lendir
· Sering mengubah posisi
· Banyak minum
· Istirahat yang cukup
· Inhalasi
· Nebulizer
· Minum susu atau makanan lain untuk mempertahankan daya tahan tubuh
2. Tindakan medis
· Jangan beri obat antihistamin berlebih
· Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial
· Dapat diberi efidrin 0,5 - 1 mg/kgBB tiga kali sehari
· Chloral hidrat 30 mg/kg BB sebagai sedatif
No comments:
Post a Comment