Pages

Ads 468x60px

About

Blogger news

Blogroll

Blogger news

1/18/2013

Psoriasis





Download versi lengkap disini
A.     DEFINISI
Penyakit psoriasis adalah penyakit akibat kegagalan proses pematangan kulit. Kulit normalnya mengalami proses penggantian selama 28 hari. Akan tetapi pada kasus ini penggantian kulit semakin cepat sehingga epidermis tidak terbentuk normal dan berlapis-lapis/bersisik.
Psoriasis merupakan penyakit yang dirasa aneh oleh masyarakat, karena pada beberapa kasus mengenai seluruh tubuh. Kondisi pasien cukup memprihatinkan, kulit bersisik, dan bau badan amis sehingga pasien psoriasis mendapat julukan manusia lilin atau manusia ikan.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian psoriasis yaitu:
·        Psoriasis adalah penyakit kulit kronis dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang cepat. (Harahap, M, 1990)
·        Psoriasis ialah suatu dermatosis kronis residif dengan gambaran klinis yang khas, yaitu adanya macula eritematosa yang berbentuk bulat atau lonjong, diatasnya ada skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih transparan seperti mika. (Sastrawijaya, 1993)
·        Psoriasis merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis yang residif yang ditandai oleh adanya macula eritematosa, bentuknya dapat bulat atau lonjong yang tertutup skuama tebal, transparanm atau putih keabu-abuan.
(Djuanda A, 2001)
B.     KLASIFIKASI
1.      Berdasarkan ukurannya
a.       Psoriasis punctata/punctiformis: ukuran lesi milier/titik-titik.
b.      Psoriasis guttata: ukurannya lebih besar daripada punctata, yaitu sebesar titik air.
c.       Psoriasis numuler: ukurannya numuler.
2.      Berdasarkan ruam dan tempat lesinya
a.       Psoriasis pustulosa: gejala psoriasis yang disertai dengan adanya pustule yang kecil-kecil. Banyak terdapat di telapak tangan dan kaki.
b.      Psoriasis seboroika: lesinya mengikuti predileksi seborea, tetapi gambaran klinisnya tetap seperti psoriasis hanya skuamanya menjadi berminyak.
c.       Psoriasis antropatiko: Psoriasis yang terjadi di atas sendi-sendi kecil di tangan dan kaki.
d.      Psoriasis fleksural: Psoriasis yang timbul di daerah lipatan dan berlawanan dengan tempat-tempat predileksi pada umumnya. Tempat-tempat predileksi:
-         Kulit kepala
-         Batas antara daerah berambut dan tidak berambut
-         Tengkuk
-         Interskapula
-         Lumbosakral
-         Areola mammae. Lipatan mammae, dan umbilicus
-         Bagian estensor siku dan lutut

C.     EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia dengan angka kesakitan yang berbeda-beda. Pada bangsa yang berkulit hitam seperti di Afrika jarang ditemukan.
Angka kesakitan penyakit ini di Amerika dilaporkan sebesar 1 %, Jerman 1,3 %, Denmark 1,7 %, Inggris 1,7 % dan Swedia 2,3 %. Di Indonesia belum ada angka kesakitan yang jelas untuk penyakit ini.
Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur walaupun pada bayi dan anak-anak jarang dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan wanita. Umur rata-rata waktu gejala pertama timbul pada laki-laki 29 tahun dan wanita 27 tahun.

D.    ETIOLOGI
Penyebab Psoriasis yang pasti belum diketahui. Secara umum dapat dibagi menjadi factor predisposisi dan provokatif.
1.      Faktor Predisposisi
a.       Faktor herediter bersifat dominant otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.
b.      Faktor-faktor psikis, seperti stress dan gangguan emosi.
c.       Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberculosis paru, dermatomikosis, arthritis dan radang menahun ginjal.
d.      Penyakit metabolic, seperti diabetes mellitus yang laten.
e.       Gangguan pencernaan, seperti obstipasi
f.        Faktor cuaca
2.      Faktor Provokatif
a.       Faktor trauma.
Gesekan dan tekanan pada kulit sering dapat menimbulkan lesi psoriasis pada tempat trauma dan ini disebut fenomena Koebner.
b.      Faktor infeksi
Infeksi Streptokokus di laring dapat merupakan factor pencetus pada penderita dengan predisposisi psoriasis. Apabila infeksi tenggorokan sembuh, biasanya psoriasis juga akan sembuh.
c.       Obat-obatan
Obat kortikosteroid merupakan obat bermata dua. Pada permulaan dapat menyembuhkan psoriasis tetapi bila obat ini dihentikan penyakit akan kambuh lagi bahkan lebih berat. Obat lainnya yaitu klorokuin dan obat antihipertensi betabloker.
d.      Stress Psikologis
Dapat menghambat pertumbuhan sel-sel epidermis, tetapi bila penderita sensitive terhadap sinat matahari, malahan penyakit psoriasis akan bertambah hebat karena reaksi isomorfik.
e.       Kehamilan
Kadang-kadang wanita yang menderita psoriasis dapat sembuh saat hamil, tetapi akan kambuh lagi sesudah bayinya lahir, dan penyakit ini akan kebal terhadap pengobatan selama beberapa bulan.

E.     PATOGENESIS
Perubahan morfologik dan  kerusakan sel epidermis pada penderita psoriasis telah banyak diketahui gambaran histopatologi kulit yang terkena psoriasis seringkali menunjukkan akumulasi sel monosit dan limfosit di puncak papil dermis dan di dalam stratum basalis. Sel-sel radang ini tampak lebih banyak, apabila lesi bertambah hebat. Pembesaran dan pemanjangan papil dermis menyebabkan epidermodermal bertambah luas dan menyebabkan lipatan di lapisan bawah stratum spinosum tambah banyak.
Proses ini juga menyebabkan masa pertumbuhan kulit menjadi lebih cepat dan masa pertukaran kulit menjadi lebih pendek dari normal, dari 28 hari menjadi 3-4 hari. Stratum granulosum tidak terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi parakeratosis. Dengan pemendekan interval proses keratinisasi sel epidermis dan stratum basalis menjadi stratum korneum, proses pematangan dan keratinisasi gagal mencapai proses yang sempurna.
Selain proses keratinisasi terganggu, proses biokimiawi di dalam masing-masing sel berubahdengan mikroskop electron dapat dilihat, di dalam sel epidermis, produksi tonofilamen keratin dan butir-butir keratohialin berkurang dan adenosine 35 monofosfas (AMP-siklik) pada lesi-lesi psoriasis berkurang. Ini sangat penting dalam pengaturan aktivitas mitosis sel epidermis.

F.      GAMBARAN KLINIK
Penderita psoriasis umummnya tidak menunjukkan perubahan keadaan umum, kecuali bila stadium penyakitnya sudah sampai pada eritrodermia. Ada penderita yang mengeluh gatal, merasa kaku, atau sakit bila bergerak. Gejala pertama psoriasis berupa makula dan papula eritem.
Makuola merah, papul, skuama putih perak, pustul menyebar secara sentrifugal. Daerah yang sering terkena adalah permukaan ekstensor ekstermitas, kulit kepala, dan daerah sakrum dan anal. Akibat penyebaran yang seperti ini dijumpai beberapa bentuk psoriasis yaitu :
·        Scalp psoriasis, psoriasis ini menyerang kurang lebih 50% dari pasien. Ditandai dengan kemerahan pada kulit yag meningkat menjadi plakat dengan skuama perak pada scalp.
·        Psoriasis gutata, sering timbul mendadak dan dapat menyertai suatu infeksi terutama infeksi streptokokus pada tenggorokan. Hal tersebut merupakan cara umum timbulnya psoriasis pada orang dewasa.
·        Psoriasis mukosa, sering dijumpai di daerah glans penis, biasanya kronis, tanpa atau sedikit skuama dengan plak merah pucat.
·        Psoriasis inversa, karakterstik dari psoriasis ini adalah mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai dengan namanya. Psoriasis ini berada pada daerah lipatan aksila, bokong, lipatan paha, lipatan payudara, telinga dan glans penis. Sering menimbulkan bau tidak sedap
·        Psoriasis pustulosa, merupakan salah satu manifestasi psoriasis tetapi dapat pula merupakan komplikasi lesi klasik. Yang ditandai dengan pustul nonfolikuler putih kekuningan, terasa nyeri, dengan dasar eritematosa. 
·        Psoriasis eritroderma, tampak lesi di seluruh tubuh berupa kemerahan pada kulit, rasa sakit, gatal dan skuama halus. Pada penderita eritroerma keparahan terjadi apabila penderita mengalami hipotermi dan hipoalbumin sekunder akibat deskuamasi hebat, gagal jantung, pneumonia dan gagal ginjal.
·        Psoriasis kuku, psoriasis pada kuku yang dapat menyebabkan timbulnya warna kekuning-kuningan pada kuku dan menjadi tebal. Pada kasus ini lempeng kuku terpisah dari dasarnya. Manifestasinya antara lain: pada proksimal lipatan kuku terjadi pembengkakan kulit sekitarnya; pada lempeng kuku terdapat penebalan sampai terjadi deskontruksi lempeng kuku; pada dasar kuku terdapat plak merah berminyak(salmon patches); pada hiponikium tampak hiperkeratosis subungual dan onikolisis.
·        Psoriasi artritis, menyerang kurang lebih 10% pasien yang mempunyai gejala psoriasis. Biasanya timbul pada tangan, kaki, dan kadang-kadang terdapat juga pada otot yang besar. Psoriasis ini menyebabkan kekakuan/kram, nyeri, dan kerusakan bertahap pada sendi.

G.    PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang dapay membantu menyokong diagnosis psoriasis tidak banyak. Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang menyertai psoriasis perlu dilakukan, seperti pemeriksaan darah rutin, mencaripenyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit diabetes mellitus.
Pemeriksaan Histopatologi
Kelainan histopatologi yang dapat dijumpai pada lesi psoriasis ialah hyperkeratosis, parakeratosis, akantosis dan hilangnya stratum granulosum. Papilomatosis ini dapat memberi beberapa variasi bentuk seperti gambaran pemukul bola kasti atau pemukul bola golf.
Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel tanduk ini masih dapat ditemukan inti-inti sel yang disebut parakeratosis. Di dalam stratum korneum dapat ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh sebukan sel-sel radang limfosit dan monosit.

H.    PENGOBATAN
Psoriasis sebaiknya diobati secara topical, jika hasilnya kurang memuaskan baru dipertimbangkan pengobatan sistemik, karena efek sampingnya pengobatan sistemik lebih banyak.
1.      Pengobatan Sistemik
a.       Kortikosteroid
Kortikosteroid hanya digunakan pada psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustulosa generalisata. Dosis permulaan 40-60 mg prednisone sehari, jika telah sembuh dosis diturunkan perlahan-lahan.
b.      Obat sitostatik
Obat sitostatik yang biasanya digunakan ialah metotreksat. Indikasinya jalan untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis arthritis dengan lesi kulit, dan eritroderma karena psoriasis, yang sukar terkontrol dengan obat standar.
Kontraindikasinya ialah jika terdapat kelainan hepar, ginjal, system hematopoetik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya tuberkolosis), ulkus peptikum, colitis ulserosa, dan psikosis.
c.       Levodopa
Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson. Di antara penderita Parkinson yang sekaligus juga menderita psoriasis, ada yang membaik psoriasisnya dengan pengobatan levodopa. Menurut uji coba yang kami lakukan obat ini berhasil menyembuhkan kira-kira sejumlah 40% kasus psoriasis. Dosisnya antara 2 x 250 mg – 3 x 500 mg, efek sampingnya berupa: mual, muntah, enoreksida, hipotensi, gangguan psikik, dan pada jantung.
d.      DDS
DDS (diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya ialah: anemia hemolitik, methemoglobinemia, dan agranulositosis.
e.       Etretinat (tegison, tigason)
Obat ini merupakan retinoid aromatic, digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. Dapat pula digunakan untuk eritroderma psoriatika. Cara kerjanya belum diketahui pasti. Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.
f.        Siklosporin
Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kg berat badan sehari. Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.
2.      Pengobatan Topikal
a.       Preparat ter
Obat topical yang biasa kami gunakan ialah preparat ter, yang mempunyai efek antiradang. Menurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni yang berasal dari:
-         fosil, misalnya iktiol
-         kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski
-         batubara, misalnya: liantral dan likuo karbonisdetergens.
b.      Kortikosteroid
Kortikosteroid topical juga memberi hasil yang baik, saying harganya terlalu mahal. Harus dipilih golongan kortikosteroid yang poten, misalnya dengan senyawa flour. Jika lesi hanya beberapa dapat pula disuntikan triamsinolon asetonid intralesi seminggu sekali.
c.       Ditranol (antralin)
Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya ialah mewarnai kulit dan pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2 – 0,8% dalam pasta atau salap. Penyembuhan dalam 3 minggu.
d.      Pengobatan dengan penyinaran
Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik ialah penyinaran secara alamiah, tetapi saying tidak dapat diukur dan jika berlebihan malah akan memperhebat psoriasis. Karena itu digunakan sinar ultraviolet antifisial, di antaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8 – metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter yang terkenal sebagai pengobatan cara Goeckerman.
Pengobatan cara Goeckerman
Digunakan ter yang beraal dari batubara, misalnya likuor karbonis datergens dalam minyak, sampo,atau losio. Ter tersebut bersifat fotosensitif dan dioleskan 2-3 kali sehari, lama pengobatan 4-6 minggu, penyembuhan terjadi setelah 3 minggu. Kecuali preparat ter juga dapat digunakan ditranol.
Pengobatan psoriasis pustulosa
Kecuali dengan kortikosteroid sistemik telah disebutkan juga dapat diobati dengan DDS (diaminodifenisulfon) dan klofazimin.
Dosis DDS 100-200 mg sehari, jika telah terjadi penyembuhan dosis diturunkan. Klofazimin diberikan dengan dosis 2 x 100 mg.


DAFTAR PUSTAKA

Arndt, Kenneth A. 1984. Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Djuanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit kulit dan Kelamin. Jakarta: Hipokrates.
Harahap, Marwali, dkk. 1984. Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit. Medan: Penerbit Alumni.
Rahariyani, Dwi L. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan SIstem Intergumen. Jakarta: EGC.



1 comment:

  1. Mas Collagen. Khasiat : melembabkan kulit, mengobati berbagai macam penyakit autoimun dan kulit (psoriasis, lupus, eksim, jerawat, dll), mengobati persendian, menyembuhkan arthritis (radang tulang), dll. Harga Rp. 489.000,- (60 kapsul). Permata Depok Regency Cluster Jade E20/17 Depok. Hp. 0856 910 910 09 (PIN BB : 266B8265). http://faneliaherbs1.wordpress.com ; faneliaherbs@yahoo.com.

    ReplyDelete

 
 
Blogger Templates