- PENGERTIAN
Katarak adalah suatu opasifikasi dari lensa yang normalnya transparan seperti kristal jernih (Baughman dan Hackley, 2000).
Katarak adalah istilah yang digunakan untuk lensa keruh secara keseluruhan atau sebagian (Sacharin,1993).
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh, atau berwarna putih abu – abu, dan ketajaman penglihatan berkurang ( Corwin, 2000).
Katarak adalah kekeruhan ( bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatanya kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya ( Long, 1996).
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan).
- ETIOLOGI
Menurut Baughman dan Hackley ( 2000 )
- Penuaan
- Trauma tumpul atau penetrasi
- Pengguanaan kortikosteroid jangka panjang
- Penyakit sistemik, seperti diabetes mellitus, hsipoparatiroidisme
- Pemejanan terhadap radiasi
- Pemajanan terhadapa cahaya yang terang atau cahaya matahari yang lama ( sinar UV)
- Adanya kelaina mata yang lain
- Gangguan metabolisme protein
- KLASIFIKASI
Menurut Sacharin ( 1993 ), klasifikasi dari katarak antara lain :
1. Katarak Perkembangan
Ditemukan pada saat lahir atau berkembang / berkembang dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Katarak ini dapat herediter dan dapat diwariskan secara autosomal dominan.
2. Katarak Sekunder
Berkaitan dengan penyakit mata atau sistemik yang terdapat secara bersamaan, misalnya rubella pada bayi dengan ibu penderita rubella selama 3 bulan pertama kehamilan.
3. Katarak Galaktosemia
Kesalahan metabolisme bawaan ( autosomal resesif), ketidakmampuan untuk mengubah glukosa baik akibat adanya defisiensi transferase dan galaktokinase. Bersifat reversibel jika diterapi.
4. Katarak Diabetika
Pada stadium awal kekeruhan lensa reversibel, tapi bila kekeruhan lengkap, maka pembedahan merupakan terapi yang efektif.
5. Katarak Tetani
Disebabkan oleh penurunan konsentrasi ion kalsium. Bersifat irreversibel, tapi dapat dihambat dengan terapi sistemik.
Menurut Corwin ( 2000 ) :
Katarak senilis, terjadi akibat perubahan – perubahan degeneratif yang berhubungan dengan proses penuaan. Pajanan terhadap sinar matahari selama hidup dan predispsosisi herediter berperan dalam munculnya katarak senilis.
- MANIFESTASI KLINIS
Menurut Corwin ( 2000 ) :
- Penurunan ketajaman penglihatan yang progesif.
- Timbul kekaburan penglihatan.
- Silau dan hilangnya persepsi warna.
Menurut Baughman & hackley ( 2000) :
- Penurunan ketajaman penglihatan.
- Ketidak mampuan untuk membelalak.
- Penglihatan pada malam hari yang memburuk.
- Penglihatan menjadi redup atau kabur dengan penyimpangan gambar.
- Pupil mata dapat terlihat kekuningan, abu – abu, atau putih ; terjadi secara bertahap selama periode tahunan. Dean sejalan dengan memburuknya katarak, maka kacamata yang paling kuat sekalipun tidak akan dapat menolong lagi.
- PATOFISIOLOGI
Dengan bertambahnya usia seseorang menyebabkan nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuning-kuningan. Disekitar opasitas terdapat desitas ( kepadatan) seperti dari anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia pada lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada selaput halus multipel ( zanula) yang memanjang dari badan silender disekitar daerah di luar lensa, misal dapat mengakibatkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi sehingga mengaburkan pandangan dengan menghambat jalanya cahaya retina.
Katarak dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang memasuki dekade ke-7. katarak bersifat konginetal dan harus diidentifikasi awal karena bila tidak terdiagnosa dapat menybabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen ( Suzanne C Smeltzer, 2000 ).
- KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa muncul antara lain :
1. Glaukoma
2. Uveitis
3. Endeflamitis
4. Edema makula sistoid
- PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus atau viterus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem syaraf atau penglihatan ke retina atau ke jalan optik.
2. Lapang pandang penglihatan: penurunan mungkin disebabkan oleh CVS, massa tumor pada hipofisis / otak, korotis atau patologis arteri serebral atu glaukoma.
3. Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
4. Tes provokatif : digunakan dalam menetukan adanya / tipe glaukoma bila TIO normal atau hanya meningkat ringan.
5. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina dan mikroaneurisma.
6. Dilatasi dan pemeriksaan belahan lampu untuk memastikan diagnosa katarak.
7. Darah lengkap, laju sedimentasi ( LED ) : menunjukan anemia sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK.
9. Tes toleransi glukosa : menetukan adanya / kontrol diabetes.
- PENATALAKSANAAN
1. Pengangkatan lensa
- Bila katarak
- Bila mengganggu pekerjaan / aktifitas sehari – hari.
2. Pengangkatan dengan cara
- Ekstra kapsuler ( ECCE : Ekstra Capsuler Catarak Extraction ).
- Massa lensa dikeluarkan dengan merobek kapsul anterior dan meninggalkan kapsul posterior.
- Intra kapsuler ( ICCE : Intra Capsuler Catarak Extraction). Bila seluruh kapsul atau massa dikeluarkan.
Setelah pengangkatan dilakukan koreksi afasia dengan :
- Pemasangan lensa kontak
- Penggunaan / implantasi lensa intra okuler
3. Medika mentosa
Bila masih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Beelhecek, G. M. Mc.closkley, Joanne C. ( 2000 ). Nursing Intervention Projet. USA: Mosby.
Brunner and Suddarth. ( 2002 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Brunner and Suddarth. ( 2000 ). Buku Saku Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC.
Jhonson, Marion. Maas, Merideah. Moorhead Sue. ( 2000 ). Nursing Outcames Classification. USA: Mosby.
No comments:
Post a Comment