Pages

Ads 468x60px

About

Blogger news

Blogroll

Blogger news

1/19/2013

Gastritis





  1. PENGERTIAN
1.    Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. (Hadi, 1995)
2.    Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992)
3.    Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001)
  1. ETIOLOGI
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung lambung (http://www.medicastore.com).
1)       Gastritis Bakterialis
a.      Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman ynag terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.
b.      Infeksi bakteri Campylobacter Pyloroides.
2)       Gastritis Karena Stres Akut
a.     Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba – tiba.
b.     Pembedahan
c.     Infeksi berat
d.     Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.


3)       Gastritis Erosif Kronis
a.      Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus – menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.
b.      Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan. Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna namun, kadang – kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.
c.      Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam kondisi normal.
4)       Gastritis Eosinofilik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang Eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.
5)       Gastritis Hipotropi dan Atropi
Terjadi karena kelainan Autoimmune, Autoimmune Atropic Gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel – sel yang sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar –kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin B12 akhirnya, dapat mengakibatkan Pernicious Anemia, sebuah kondisi yang serius bila tidak segera dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune Atropic Gastritis terutama terjadi pada orang tua.

6)       Penyakit Meiner
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10 % penderita ini menderita kanker lambung.
7)       Gastritis Sel Plasma
Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam dinding lambung dan organ lainnya.
8)       Penyakit Bile Refluk
Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak – lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju keusus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot Sphincter yang berbentuk seperti cincin (Pyloric Valve) akan mencegah empedu mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan Gastritis.
9)       Radiasi dan Kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat berkembang menjadi Gastritis dan Peptic Ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung.
10)   Faktor-faktor lain
Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti HIV / AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.




  1. PATOFISIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esofagus dan lambung ( Esophangeal Sphincer ) akan membuka dan membiarkan makanan masuk lewat lambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar – kelenjar yang berada dimucosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung ( termasuk enzim – enzim dan asam lambung ) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Suatu komponen cairan lambung adalah Asam Hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa – mucosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara reguler sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung ) sehingga terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan lambung yang sangat asam bersentuhan langsung dengan dinding lambung dan menyebabkan peradangan atau inflamasi.Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.(http://google.com//Gastritis).

  1. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bermacam – macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya. Biasanya penderita Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti ) dan rasa tidak nyaman diperut sebelah atas.(http://www.medicastore.com)
1)     Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.
2)     Gastritis Karena Stres Akut
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala – gejala lambung : tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memar kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan Gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 – 5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.
3)     Gastritis Erosif Kronis
Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi banyak penderita ( misalnya pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya berupa tinja berwarna kehitaman seperti aspal ( Melena ), muntah darah ( Hematemesis ) atau makanan yang sudah dicerna yang menyerupai endapan kopi.
4)     Gastritis Eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju keusus dua belas jari.

5)     Penyakit Meniere
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.
6)     Gastitis Sel Plasma
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam dikulit dan diare.
7)     Gastritis Akibat Terapi Penyinaran
Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar dibelakang tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak dilambung. Tukak bisa menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju keusus duabelas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri dapat masuk kedalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba – tiba.
Gejala Gastritis secara umum (http://www.google.com//Gastritis)
a.        Hilangnya nafsu makan.
b.        Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan muntah.
c.        Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan.
d.        Perut terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.
e.        Kehilangan berat badan.
  1. KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene.J.Reeves, 2001) yaitu:
1)       Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mucosa gastrik. Agen semacam itu mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi dan mikroorganisme infektif.
2)       Gastritis Kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. (http://www.google.com//Gastritis)
 Pemeriksaan ini meliputi :
1)       Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat Gastritis.
2)       Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori atau tidak.

3)       Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.
4)       Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5)       Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.
  1. PENCEGAHAN
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
1)       Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
2)       Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3)       Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4)       Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5)       Kendalikan stres
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6)       Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.
7)       Ikuti rekomendasi dokter
  1. PENATALAKSANAAN
Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya.
1)       Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka diberikan Bismuth, Antibiotik (misalnya Amoxicillin &Claritromycin) dan obat anti-tukak (misalnya Omeprazole).
2)       Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2 % penderita Gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan Antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena Gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan dengan tindakan Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambung harus diangkat.
3)       Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid. Penderita sebaikanya menghindari obat tertentu (misalnya Aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya Ulkus karena obat anti peradangan non-steroid.
4)       Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada Gastritis Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5)       Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.
6)       Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung.
7)       Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.
8)       Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi sering.
9)       Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak seperti sambal, bumbu dapur dan gorengan.
10)   Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien dengan gastritis.
  1. KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus – menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel – sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel – sel kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. Pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT (Mucosa associated Lymphoid Tissue) Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.



DAFTAR PUSTAKA


Brunner, A. Suddart, 2005, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,ed 8 vol.3, EGC, Jakarta.
Ester, M, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Pendekatan Sistem Gastrointestinal, EGC, Jakarta.
Johnson, Marion, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition, Mosby, United State of American.
Hadi, Sujono, 1991, Gastroenterologi, ed 5, Alumni, Bandung.
Long, BC, 1996, Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Yayasan Ikatan Pendidikan Keperawatan Pajajaran , Bandung.
Mansjoer, A, Suprohaita & Setyowulan, 1999, Kapita Selekta Kedokteran ed 3, Media Aesculapius, Jakarta.
MC, Closkey, Joanne C, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC), second edition, Mosby, United State of American.
Santosa, Budi, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 Definisi dan Klasifikasi, EGC, Jakarta.
Priharjo, R, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, editor Gede Yasmin asih, EGC, Jakarta.


No comments:

Post a Comment

 
 
Blogger Templates